Rabu, 18 April 2012

Pembelajaran Jarak Jauh



MAKALAH
PEMBELAJARAN JARAK JAUH
Bantuan Belajar Mahasiswa
Pendidikan Tinggi Jarak Jauh

Dosen Pembimbing : Dr. Ridwan, M.Sc. Ed








Oleh :
Fransisca tassia
1103867/2011



PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2012
A.    PENDAHULUAN

Pendidikam jarak jauh (PJJ) adalah transaksi pendidikan yag ditandai dengan lima karakteristik yaitu; pertama, jauhnya jarak antara peserta didik dengan mengajar dan pengelola pendidikan. Kedua, karena jauhnya jarak tersebut, sistem ini mengandalkan pemanfaatan berbagai media cetak maupun non cetak. Ketiga, peserta didik belajar secara mandiri dan dapat dimanfaatkan berbagai macam bantuan belajar. Keempat, peserta didik belajr dimana saja, kapan saja, dan dapat memilih program pendidikan menurut kebutuhannya. Kelima, PJJ menawarkan program pendidikan dengan standar kualitas yang sama bagi seluruh peserta didik.
Perkembangan pendidikan secara global memaksa UPBJJ-UT untuk mensingkronkan sistem belajar dengan situasi terkini, artinya bahwa sistem belajar UT menghendaki tersedianya bahan ajar mandiri dalam bentuk moduler sebagai sumber belajar utama. Mengembangkan paket bahan ajar multimedia yang meliputi bahan cetak dilengkapi dengan bahan audiokaset, video, program berbasis WEB, dan pembelajaran berbasis komputer. Berbagai bentuk tutorial, baik tatap muka, tertulis maupun on-line.
Kecendrungan mutakhir dalam konteks international menunjukkan bahwa pendidikan tinggi massa serta globalisasi memberikan stimulasi yang kuat bagi perkembangan PTJJ sebagai cara efektif untuk menyediakan akses universal pada pendidikan tinggi. Dalam tiga dasawarsa terakhir, banyak universitas terbuka didirikan diseluruh dunia guna memenuhi kebutuhan dan memperluas akses pada pendidikan tinggi. PTJJ dan pemanfaatan TIK memungkinkan institusi pendidikan tinggi untuk memperluas program nontradisionalnya guna memenuhi kebutuhan masyarakat dalam skala nasional maupun international.
Kemajuan dalam TIK dan bebasnya arus lalu lintas informasi memungkinkan penerapan konsep belajar sepanjang hanyat yang fleksibel untuk menjamin SDM nasional yang kompetitif. Teknologi baru dapat mengubah cara orang belajar, memanfaatkan teknologi, serta mengkonsepsikan belajar itu sendiri (inglis, ling & josten, 2002). Konsep belajar e-learning diperkenalkan. Media ini berfungsi untuk mendukung interaksi disamping sebagai alat komunikasi. TIK mengubah pola pikir serta pola pemanfaatan teknologi serta konsepsi orang tentang teknologi itu sendiri.
B.     TUJUAN PENULISAN
1.      Mengetahui pengembangan strategi pembelajaran berbantuan komputer di PTJJ
2.      Mengetahui sistem pembelajaran jarak jauh berbantuan komputer
3.      Pemamfaatan labor kering dan labor basah di PTJJ
4.      Penggunaan teknologi informasi dan komunikasi dalam PTJJ.

C.    PENGEMBANGAN STRATEGI BELAJAR BERBANTUAN KOMPUTER
Patricks Suppes (1980) sebagai pelopor dan pengembang pembelajaran yang menggunakan computer untuk menyempaikan materi pelajaran. Proses pembelajran ini dinamakan dengan Computer Assisted Instruction (CAI), dalam bahasa Indonesia diartikan  sebagai Pembelajaran Berbasis Komputer (PBK). Program ini diartikan sebagai alat untuk menyampaikan materi pelajaran.
Menurut Hannafian dan Peck (1980) program ini adalah suatu paket bahan belajar atau aktifitas belajar yang disampaikan melalui komputer. Penggunaan PBK dalam dunia pendidikan sangat bermanfaat dan efektif untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran serta materi pelajaran dapat ditetapkan tanpa harus menggantungkan sepenuhnya kepada guru. Program PBK dapat diklasifikasikan menjadi tiga model, yaitu : computer berfungsi sama dengan tutor, computer berfungsi sama dengan alat (tool), computer berfungsi sama dengan tutee atau siswa.
1.        Strategi pembelajaran berbantuan komputer
Keterampilan menggunakan strategi pembelajaran yang tepat adalah penting dimiliki oleh seorang guru, sehingga guru dapat membantu siswa mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.  Strategi pembelajaran merupakan cara-cara yang dipilih untuk menyampaikan materi pelajaran dalam lingkungan pengajaran tertentu yang terdiri dari urutan kegiatan, metode, dan prosedur yang dapat memberikan pengalaman belajar kepada siswa guna mencapai tujuan pembelajaran lebih lanjut. Perpaduan dari beberapa pendapat ahli dapat diadaptasi dan diterapkan dalam proses penyampaian materi pelajaran sebagai pijakan  untuk pengembangan PBK. Dalam PBK ada dua komponen, yaitu : urutan kegiatan pembejaran dan metode pembelajaran.

a.         Urutan kegiatan  pembelajaran
Urutan kegiatan pembelajaran yang sistematis sangat penting karena menunjukkan urutan-urutan yang perlu diikuti dalam menyajikan suatu materi dan diarahkan sebagai sesuatu penataan secara utuh. Agar pembelajaran berbantuan computer lebih efektif, urutan kegiatan pembelajaran harus dipresentasikan berdasarkan  empat fase, yaitu :
·           Mempresentasikan informasi
Ada empat factor yang perlu diperhatikan dalam menyajikan informasi, yaitu: informasi yang ditampilkan harus dikembangkan berdasarkan tujuan instruksional khusus, jumlah informasi yang disajikan berdasarkan kematangan siswa, isi informasi yang akan dijelaskan harus  dipertimbankan dari yang mudah menuju yang lebih sulit atau kompleks, contoh-contoh yang diberikan harus relevan dengan isi pelajaran.
·           Membimbing siswa
Setelah menelaah informasi, siswa harus mempraktekannya dibawah bimbingan program. Dalam setiap hal , program secara terus-menerus mengobservasi siswa, mengoreksi kesalahan-kesalahan, atau memberi isyarat-isyarat. Pada tahap kedua ini siswa mencoba menerapkan pengeatahuan baru sedangkan program mengoreksi dan membimbing siswa.
·           Praktik oleh siswa
Prose pembelajaran tidak sempurna jika siswa tidak melakukan praktik. Praktik harus dilakukan berulang-ulang oleh siswa agar mereka memahami dan menguasai materi. Mempraktikan suatu kemampuan (skill) sekali saja atau menjawab sebuah pertanyaan tidak akan menjamin siswa dapat mengingatnya kembali. Program handaknya mengawasi siswa dan membuat koreksi ketika ditemukan kesalahan serta mampu memberikan umpan balik.
·           Menilai pembelajar siswa
Pada fase ini guru melihat pencapaian siswa dari tiga fase sebelumnya. Guru tidak boleh berasumsi bahwa semua siswa akan berhasil dalam proses pembelajaran. Untuk mengantisipasi keadaan ini , pembelajran siswa harus dinilai melalui tes. Pemberian tes biasanya diberikan untuk pembelajaran didalam kelas, namun pemberian tes juga dapat diterapkan dalam prose pembelajaran berbantuan computer.
Program pembelajaran berbantuan komputer dapat menyajikan kombinasi dari empat fase tersebut, meskipun demikian PBK akan lebih efektif jika digunakan pada tiga fase pertama, sedangkan pada fase ke empat digunakan cara tradisional.
b.      Metode pembelajaran
Metode pembelajaran merupakan prosedur pembelajaran yang dipilih untuk membantu siswa mencapai tujuan dan internalisasi isi bahan pelajaran atau pesan. Menurut Suparman, metode pembelajaran merupakan cara menyajikan (menguraikan, memberikan contoh, dan memberi latihan) isi pelajaran kepada siswa untuk mencapai tujuan tertentu.
PBK
PERMAINAN
TUTORIAL
PERTEMUAN
SIMULASI
LATIHAN DAN PRAKTEK
PEMECAHAN  MASALAH
Kegiatan pembelajaran berbantuan computer melibatkan berbagai metode pembelajaran. Menurut Allesi dan trollip, sebagai dasar untuk mengembangkan program pembelajaran PBK yang berkualitas, terdapat enam metode pembelajaran utama yang biasa dikembangkan, yaitu: 












Gambar 1
Metode pembelajaran yang digunakan dalam
         program pembelajaran berbantuan komputer
D.  PEMBELAJARAN BERBANTUAN KOMPUTER DALAM SISTEM PEMBELAJARAN JARAK JAUH
Sistem pembelajaran jarak jauh (SPJJ) merupakan salah satu bentuk pelayanan pendidikan masal bagi masyarakat yang tersebar laus pada waktu bersamaan.  Sistem ini memiliki karakteristik yang unik, sekaligus membedakannya dari system pembelajaran konvensional. Salah satu keunikan yang terdapat pada system ini adalah keterpisahan fisik antara pengajar dengan peserta didik selama proses pemebalajaran berlangsung. Keberhasilan peserta didik dengan system ini tergantung pada bahan ajar yang dikemas sedemikian rupa, sehingga mempermudah proses pembelajaran. Pada umumnya, bahan ajar yang digunakan dalam SPJJ dibagi ke dalam 2 kelompok, yaitu: bahan ajar cetak (buku teks, buku materi pokok, buku panduan belajar, buku kerja, silabus, dll), bahan ajar non cetak (program radio, program video, kaset audio, bahan ajar berbantuan computer, slide, film dll).
Pada institusi pendidikan pada umumnya, bahan ajar cetak merupakan media utama yang digunakan untuk menyampaikan materi pembelajaran. Namun demikian, dalam era teknologi informasi dewasa ni dimungkinkana pula bahan ajar cetak yang digunakan dilengkapi dengan bahan ajar noncetak, yang dirancanga atau dikemas dengan menggunakan computer (media interaktif), berupa program PBK,  hal ini dapat meningkatkan efektifitas prose pembelajaran, yaitu:
·      Memungkinkan terjadinya interaksi langsung antara pengguna dengan materi pembelajaran
·      Proses belajar dapat berlangsung secara individual, sesuai dengan kemampuan belajar peserta didik
·      Mampu meningkatkan minat dan motivasi belajar
·      Dapat member umpan balik terhadap respon peserta didik dengan segera
·      Mampu menciptakan proses belajar yang berkesinambungan

1.         Rasional penggunaan media interaktif dalam SPJJ
Pada dasarnya kegiatan pembelajaran selalu diikuti dengan komunikasi. Dalam komunikasi tersebut, pengajar sebagai sumber pesan selalu berupaya menyampaikan informasi yang dimiliki kepada pembelajar atau penerima pesan, dengan harapan agar sesuatu yang dimilikinya itu akan menjadi milik penerima pesan. Dalam SPJJ, pesan yang disampaikan pengajar kepada peserta didik umumnya dilakukan melalui perentaraan media instruksional. Dalam pelaksanaannya SPJJ memiliki keterbatasan interaksi dan umpan balik yang diterima peseta didik tentang hasil belajarnya menjadi minim yang mengakibatkan munculnya masalah dalam proses belajar, yang pada akhirnya mengakibatkan penurunan prestasi belajar.
Oleh karena itu, media instruksional yang digunakan dalam SPJJ pada dasarnya harus berfungsi sebagai sarana untuk meningkatkan interaksi pembelajaran antara pengajar dengan peserta didik, serta pemberian umpan balik terhadap hasil belajar yang telah ditempuh peserta didik. Salah satu upaya untuk mengatasi keterbatasan interaksi antara pengajar dan peserta didik adalah dengan memaksimalkan penggunaan media instruksional yang bersifat interaktif yang memungkinkan peserta didik memperbanyak komunikasi dua arah dalam mempelajari informasi dan ilmu pengetahuan.
2.         Media computer dan manfaatnya dalam pembelajaran
Pemanfaatan computer dalam pembelajaran, disamping sebagai alat untuk menyampaikan  informasi dan ide-ide yang terkandung dslsm pelajaran kepada peserta didik, selain itu juga dapat berfungsi sebagai tutor yang memungkinkan seseorang belajar secara mandiri dalam memahami suatu konsep. Hal ini dimungkinkan karena computer mempunyai kemampuan:
a.         Menyimpan dan memanipulasi data alfanumerik
b.        Menampilkan beberapa operasi dengan cara yang tepat
c.         Mengkombinasikan tulisan, warna, gerak (animasi), suara, video serta memuat suatu kepintaran yang sanggup menyajikan proses interaktif
Dengan berbagai kemapuannya itu, dapatlah dikatakan bahwa computer merupakan medium yang memiliki potensi untuk digunakan sebagai media pembelajaran yang bersifat interaktif.
3.      Teknologi berbasis computer dan program PBK

Penggunaan teknologi berbasis computer dalam pendidikan merupakan cara untuk menghasilkan atau menyampaikan materi dengan menggunakan sumber-sumber yang berbasis mikroprosesor. Informasi atau materi yang disampaikan disimpan dalam bentuk digital. Teknologi ini selalu terkait dengan penggunaan layar kaca untuk menyajikan informasi atau materi kepada siswa.
Penggunaan computer dalam program PBK mengacu atau lebih diarahkan pada penggunaan computer sebagai sarana atau media yang dapat membantu tugas pengajar dalam menanamkan suatu konsep kepada peserta didik, serta melatih peserta didik untuk meningkatkan keterampilan yang dikehendaki. Dalam PBK, peran pengajar saat menyampaikan suatu materi dapat diganti dengan computer. Dengan kelebihannya, computer mempunyai kemampuan untuk mengisi berbagai kekurangan  yang terdapat pada pengajar.
4.      Metodologi dan peranan program PBK dalam pembelajaran
Penyampaian materi dalam proses pembelajaran yang disajikan dengan program PBK dapat melibatkan barbagai metodologi pembelajaran, ada 5 metodologi utama yang dapat dikembangkan, yaitu:
a.      Tutorial
Pada interaksi yang berbentuk tutorial, prinsip dasar langkah-langkah memulai penyajian informasi, sama halnya dengan menyajikan materi tutorial tatap muka. Dalam sajian tutorial tatap muka, biasanya tutor akan memulai kegiatannya dengan menguraikan ruang lingkup materi tutorial, tujuan-tujuan yang ingin dicapai, serta menginformasikan hubungan topic tutorial saat disajikan dengan topic pada kegiatan tutorial yang akan datang, setelah itu barulah tutor menyampaikan materi tutorial dengan pendekatan tertentu. Kegiatan tutorial ini diikuti dengan pemberian soal atau latihan serta kasus. Jawaban pengguna terhadap soal dan kasus tersebut akan dianalisis oleh computer, dan seketika itu pula computer memberikan respon dan memberikan umpan balik terhadap hasil belajar pengguna. Dengan interaksi tutorial ini, informais dan pengetahuan yang disajikan sangat komunikatif, seolah-olah ada pengajar yang beridiri di samping peserta didik yang memeberikan pengarahan dan pembimbingan secara langsung kepada peserta didik.
b.      Praktik dan latihan
Rancangan pembelajaran yang berbentuk praktik dan latihan  ini disajikan untuk melatih peserta didik menggunakan konsep, aturan atau prosedur yang telah diajarkan sebelumnya. Interaksi yang berbentuk praktik dan latihan pada umumnya disajikan untuk melatih kecakapan dan keterampilan secara terus menerus.
c.       Simulasi
Program pembelajaran yang dirancang melalui interaksi ini pada dasarnya berupaya melibatkan pangguna dalam persoalan yang mirip dengan situasi yang sebenarnya, namun tanpa resiko nyata.
d.      Permainan
Rancangan pembelajaran yang berbentuk permainan merupakan teknik yang sangat memotivasi siswa untuk belajar, khususnya untuk mempelajari isi pelajaran yang sifatnya melelahkan dan berulang-ulang. Metode permainan sering meminta peserta didik untuk menggunakan keterampilannya dalam memecahkan masalah atau mendemonstrasikan penguasaan isi pelajaran spesifik yang membutuhkan tingkat akurasi dan efisiensi yang tinggi.
e.       Penemuan
Model interaksi yang dirancang menurut pola penemuan umumnya menayangkan masalah-masalah yang harus dipecahkan oleh peserta didik melalui percobaan yang bersifat try and error. Dalam pengajaran yang bersifat penemuan, peserta didik dapat mencari informasi dan membuat kesimpulan dari sejumlah informasi yang telah dipelajarinya, dan juga dari proses yang telah dilakukannya. Kemudian peserta didik menemukan konsep dan pengetahuan baru yang belum pernah dipelajari sebelumnya.
f.        Pemecahan masalah
Bentuk interaksi seperti ini memberikan kemungkinan kepada peserta didik untuk melatih kemampuannya dalam memecahkan masalah, serta menuntut peserta didik untuk berpikir logis dan sistematis. Program-program interaktif berbentuk pemecahan masalah member kesempatan kepada peserta didik untuk memecahkan masalah yang diajukan.

E.     LABORATORIUM KERING DAN LABORATORIUM BASAH
Sistem pendidikan jarak jauh adalah system belajar mengajar melalui media. Walaupun sekarang sudah ada perkembangan teknologi yang memungkinkan adanya pertemuan antara peserta didik dengan pengajar secara virtual (maya), masih tetap diperlukan fasilitas media, dalam hal ini computer. Komputer dapat dimanfaatkan sebagai media interaktif yang memungkinkan adanya komunikasi dua arah. Sifat interaktif media yang ideal, terletak pada kemungkinan peserta didik dapat memberikan respon pada informasi yang disampaikan, serta memperoleh umpan balik terhadap respon tersebut dalam waktu yang relative cepat.
1.         Laboratorium kering sebagai produk teknologi
Keberadaan teknologi sebenarnya merupakan jawaban atas permasalahan yang dihadapi manusia di dalam kehidupannya.  Laboratorium kering / laboratorium virtual, yang dapat diartikan sebagai simulasi yang realistis dari lingkungan, termasuk di dalamnya grafik tiga dimensi, dengan system computer yang menggunakan perangkat lunak dan perangkat keras yang interaktif.
Definisi lain (all colour science encyclopedia) menyatakan bahwa realitas virtual adalah cara untuk memahami dunia nyata yang dibuat dengan bantuan computer. Model tersebut digerakan secara manual, dan ada fasilitas untuk melakukan interaksi antara sipengguna dengan tampilan pada layar.  Selanjutnya laboratorium virtual dapat dimaknai sebagai sesuatu yang abstrak yang diwakili oleh sebuah model visual untuk membantu si pemakai dalam memperoleh data secara simulasi sampai pada pembuat suatu hipotesis.
2.      Laboratorium dan proses ilmiah
Laboratorium merupakan suatu tempat untuk melakukan eksplorasi tentang fenomena alam yang dilengkapi dengan peralatan yang rumit dan kompleks. Secara garis besar laboratorium mempunyai fungsi antara lain sebagai tempat untuk mempraktekan dan memahami konsep-konsep yang telah dipelajari sebelumnya di kelas atau di tempat kuliah, sebagai tempat untuk memantapkan pengetahuan yang telah dimiliki dan menemukan konsep-konsep dan prinsip yang baru  dan tempat untuk melakukan penelitian, baik dalam bidang keilmuan maupun dalam metode pengajarannya.


3.      Antara Laboratorium Kering dan Laboratorium Basah
Kegiatan praktikum yang dilaksanakan di laboratorium mendukung tercapainya tujuan pendidikan, khususnya dalam kawasan kognitif, afektif dan psikomotor seperti yang dikemukakan dalam taksonomi Bloom. Peranan Laboratorium basah dalam hal ini terutama tertuju pada aspek psikomotor yaitu melatih keterampilan manual dan motorik mahasiswa, baik keterampilan menggunakan peralatan yang berkaitan dengan materi keilmuannya, maupun keterampilan yang berhubungan dengan proses belajar-mengajar atau pada aspek kependidikannya. Sumbangan lab. Basah pada usaha pencapaian aspek kognitif adalah untuk meningkatkan pemahaman mahasiswa tentang konsep-konsep dan dalil yang telah diajarkan atau penemuan konsep-konsep dan dalil itu sendiri. Laboratorium basah juga memberikan kontribusi yang nyata dalam tercapainya aspek afektif, setiap selesai satu jenis praktikum, biasanya diadakan suatu diskusi mengenai hasil praktikum yang telah dilakukan.
Labor kering hanya di dominasi oleh indera penglihatan, yaitu mata. Labor kering hanya memberikan kontribusi yang signifikan terhadap aspek kognitif dari mahasiswa, berbeda dengan labor basah yang memberikan kontribusi pada aspek kognitif, juga memegang peranan penting dalam pengembangan aspek afektif dan psikomotor.
4.      Matric laboratory bahasa pemrograman dalam laboratorium kering
Matric laboratorium adalah suatu bahasa pemprograman matematis yang memiliki kemampuan numeric, analisis data dan visualisasi, khususnya di bidang rekayasa dan ilmiah. Matlab dapat dimasukan dalam kurikulum untuk meningkatkan pemahaman topic-topik tingkat dasar dan tingkat lanjut, sambil memberi kesempatan   kepada mahasiswa menerapkan teori ke dalam praktek secara aktif.
Saat ini kemampuan matlab jauh melebihi kemampuannya yang semula. Matlab adalah bahasa canggih untuk komputasi teknik. Di dalamnya terdapat kemampuan penghitungan, visualisasi, dan pemrograman dalam suatu lingkungan yang mudah untuk digunakan, karena permasalahan dan pemecahannya dinyatakan dalam notasi matematika biasa. Kegunaan matlab secara umum untuk: matematika dan komputasi, pengembangan algoritma, pemodelan, simulasi dan pembuatan prototype, analisis data, eksplorasi, visualisasi, pembuatan aplikasi, termasuk pembuatan anatarmuka grafis.
Salahsatu alasan mengapa matlab sangat berguna untuk pemprosesan dalaam laboratorium kering adalah matlab mampu membuat perhitungan-perhitungan matematis yang diperlukan dalam analisis di berbagai bidang kehidupan .
5.      Manfaat laboratorium kering bagi mahasiswa PTJJ
Pendidikan tinggi jarak jauh pada dasarnya berhubungan dnegan teknologi informasi yang secara merata menembus ruang dan waktu. Keterbatasan  staf pengajar sebagai sumber informasi yang secara bertahap, harus dilengkapi dnegan penyediaan teknologi informasi yang dapat melayani mahasiswa secara interaktif. Kehadiran lab. Kering merupakan suatu inovasi baru. PTJJ yang menyelenggarakan pendidikan jarak jauh mendapatkan kesempatan yang luas untuk mengambil beberapa keuntungan dengan hadirnya lab. Kering.  Pemanfaatan lab. Kering dalam kegiatan pratikum menunjukan hal-hal sebagai berikut:
a.       Lab. Kering memungkinkan peserta didik untuk melakukan simulasi percobaan, baik secara perorangan maupun dalam kelompok, kapan dan dimana saja mereka berada.
b.      Secara simulasi dalam lab. Kering prosesnya dapat dilihat dalam beberapa menit saja, sedangkan dalam keadaan yang sebenarnya memerlukan waktu beberapa hari atau beberapa minggu.
c.       Eksperimen dapat dilakukan berulang kali tanpa adanya kehadiran organsime nyata.
Disamping ada kelebihan, pemanfaatan lab. Kering untuk pembelajaran IPA, memiliki bebrapa kelemahan, antara lain:
a.       Untuk mengembangkan lab. Kering, diperlukan keahlian khusus, biaya yang mahal, waktu perancangan dan pengembangan paket lab. Kering yang lama.
b.      Buruknya atau kurang terencananya perancangan aplikasi dalam web, sehingga tidak sesuai dengan kebutuhan sipengguna dan tidak mudah untuk digunakan atau dioperasikan.
c.       Permasalahan bandwidth yang sempit dapat mengakibatkan lamanya waktu akses. Hal ini juga dapat disebabkan oleh buruknya perancangan materi yang memiliki ukuran file yang besar (akibat adanya unsur audio dan video).

F.     TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DALAM PENDIDIKAN TINGGI JARAK JAUH
1.      TIK dan Institusi Pendidikan Jarak Jauh
Penetrasi TIK ke dalam dunia pendidikan tak terlepas dari daya tarik TIK itu sendiri sebagai alat yang menjanjikan berbagai macam kemudahan dan keefisienan dalam pengelolaan data registrasi, pengembangan dan bahan ajar, pemberian bantuan belajar atau tutorial, pengelolaan data pengujian. Aplikasi TIK yang dikembangkan dan dimamfaatkan oleh institusi PJJ :
a.       Aspek TIK dalam manajemen PJJ
b.      Aspek TIk dalam kegiatan belajar PJJ
2.      TIK dan Institusi PJJ dalam praktek : Universitas Terbuka
a.      Sepintas TIK di UT
Pada tahun 1984, UT melakukan investasi dalam hal penyediaan sarana dan prasarana untuk unit pendukung tersebut yang dikenal dengan pusat computer UT. Peran TIK yang juga cukup menonjol dalam masa awal berdirinya UT adalah hal penyampaian bahan ajar. Perkembangan pemamfaatan TIK di UT semakin meningkat dari tahun ke tahun, baik ragam maupun kualitasnya.
b.      Pendekatan tambal sulam
UT masih bersifat reaktif terhadap kebutuhan TIK baik dalam arti perbaikan dengan pendekatan tambal sulam, maupun dengan menguji coba teknologi baru sebagai reaksi terhadap pertumbuhan atau perkembangan TIK.
Menurut Indrajit (2000) beberapa sebab timbulnya pendekatan tambal sulam, antara lain adanya berbagai perubahan dalam struktur organisasi, proses, standar atau prosedur dalam suatu institusi.
c.      Pemamfaatn TIK sekarang dan yang akan datang
Pemamfaatn TIK di UT sampai saat ini dapat dikatakan cukup intens karena TIK merupakan bagian integrasi yang mempunyai peran penting dalam manajemen UT sehari-hari.



Komponen TIK UT sebagai institusi penyelenggara
Pendidikan jarak jauh


Tahun 2001 (sekarang)
Kemudian
Registrasi
Prosedur
Formulir isian atau formulir yang dapat di scan
Formulir isian dan registrasi online
Katalog
bahan cetak
Bahan cetak dan online catalog
Pembayaran SPP
formulir pembayaran via POS Indonesia
Kantor pos dan pembayaran online
Alih kredit
formulir isian alih kredit
Formulir isian dan alih kredit online
Bantuan Belajar
Belajar Mandiri
UT tidak mempunyai control
Petunjuk belajar mandiri online dan konseling lewat surat-E
Kelompok belajar mahasiswa
Inisiatif mahasiswa, UT mempunyai control terbatas
Dipertahankan. UT pusat perlu mempunyai sistem pengakalan kelompok belajar mahasiswa
Tutorial
Tatap muka, tertulis, radio, televise dan internet
Dipertahankan tapi didukung dengan ketersediaan sistem pangkalan tutorial yang terintegrasi
Perpustakaan
Buku hanya dipinjamkan untuk staf, tidak untuk dipinjamkan ke mahasiswa
Digital library dengan memberikan pelayanan pada mahasiswa, publik, dan staf UT.

G.    PEMBENTUKAN CITRA DALAM PENDIDIKAN TINGGI JARAK JAUH
1.      Pembentukan Citra
Menurut Frank jefkins, 1995. Beberapa macam cara yang dapat dipertimbangkan untuk membentuk kesan suatu PTJJ.
a.       Cermin
b.      Citra saat ini
c.       Harapan
d.      Korporasi
e.       Kelipatan


2.      Langkah Pembentukan Citra
Sistem pendidikan yang berbeda dan mempunyai tujuan utama pemerataan kesempatan belajar, membuat keberadaan UT kurang dikenal oleh masyarakat khususnya mereka yang baru lulus SLTA. Secara umum keberadaan UT masih di pandang sebagai Universitas “penampung” bagi mereka yang tidak bisa diterima di manapun juga, sehingga citra yang melekat kurang menguntungkan bagi UT. Maka UT melakukan tiga langkah untuk menggeser citra negatif tersebut menjadi suatu citra positif :
a.       Memberikan informasi yang sesuai agar semua orang mengerti UT dengan benar
b.      Mensosialisasikan sistem belajar
c.       Promosi, sejalan dengan peningkatan kualitas produk yang dihasilkan, baik itu bahan ajar, pelayanannya sampai dengan lulusannya.
Namun dari keseluruhan poin diatas yang tidak kala penting adalah pembenahan ke dalam baik seluruh staf maupun produk yang berkualitas harus diutamakan melalui :
a.       Pegawainya
b.      Pimpinan puncaknya.
c.       Komunikasi
d.      Kualitas produknya.













KESIMPULAN

Masing-masing teknologi memilki kelebihan dan kekurangan. Jadi tidak akan ada satu teknologi yang dapat memberikan solusi ideal bagi penyelenggaraan proses belajar jarak jauh. Untuk opsi pemanfaatan beberapa teknologi, kombinasi dari beberapa teknologi diharapkan dapat memberikan solusi yang ideal bagi institusi yang menerapkan sistem pembelajaran jarak jauh. Penggunaan program berbantuan komputer (PBK) yang dapat mengakomodasi kebutuhan peserta didik kiranya dapat dijadikan sebagai salah satu pilihan dalam prose pembelajran di PTJJ. Selain itu, dengan sifat dan karakteristiknya, program PBK dapat dijadikan sebagai sarana untuk menjembatani keterbatasan interaksi tatap muka antara peserta didik dengan pengajar, juga sebagai upaya oleh PTJJ untuk meningkatkan kualitas sarana dan bahan ajar serta kualitas lulusan yang aktraktif dengan lingkungan pekerjaan yang jadi pilihan mereka.